Minggu, 22 Mei 2011

Keripik Ikan Mujaer

Mujair merupakan sejenis ikan air tawar yang biasa dikonsumsi. Penyebaran alami ikan ini adalah perairan Afrika dan di Indonesia  pertama kali ditemukan oleh Pak Mujair di muara Sungai Serang pantai selatan Blitar, Jawa Timur pada tahun 1939. Meski masih menjadi misteri, bagaimana ikan itu bisa sampai ke muara terpencil di selatan Blitar, tak urung ikan tersebut dinamai ‘mujair’ untuk mengenang sang penemu.

Prospek Keripik Ikan Jaer saat ini masih sangat menjanjikan.Meski Bahan baku Ikan Mujaer itu sendiri terbilang mudah didapatkan, tapi mengingat prosesnya membutuhkan ketekunan yang lebih serta prosese pengolahannya belum bisa disentuh oleh teknologi mesin, maka secara otomatis hanya oara pelaku yang ulet saja yang mau terjun ke jenis  pengolahan makanan Keripik Ikan Jaer ini. Namun begitu bukan berarti tidak ada masalah yang dihadapi, seperti :

a.   Ikan Mujaer sebagai bahan baku keripik ikan adalah ikan mujaer dengan ukuran sekitar 1- 3 cm.    Anak Ikan Mujaer ini biasanya tidak mudah dibeli dari masyarakat dengan alasan untuk di besarkan sendiri.
b.   Penyusutan bobot dari bahan dasar mentah menjadi keripik ikan jadi cukup tinggi yaitu sekitar 65 %.   (Dari 10 kg ikan mentah hanya menghasilkan 3,5 ons keripik ikan.
c.   Dengan penyusutan yang tinggi maka otomatis akan berpengaruh secara langsung terhadap harga jual produk.
d.   Untuk sementara ini kami belum memiliki teknologi pengeringan sebagai alternatif. Maka jika musim penghujan tiba maka proses pengeringan / penjemuran akan sedikit terhambat,terlebih jika ketika harus mengejar produksi yang banyak.
e.   Selama bahan baku Ikan Mujaer dibeli dari petani luar/Pasar Ikan, maka secara otomatis sangat berpengaruh terhadap harga penjualan jadi mahal.
f.    Pemasaran masih terbatas dan belum bisa masuk di pasaran luas (Mini/Supermarket, Counter Sentra Makanan dll) karena terkendala belum memiliki Surat Ijin Usaha dsb.


PROSES TAHAPAN KERJA

Proses kerja produksi Ikan Jaer terbilang sederhana dan memang di beberapa daerah biasa dilakukan, hanya saja bedanya dari pemakaian bahan baku Ikan  yang digunakan adalah Ikan Mujaer kecil sekitar 1 - 3 cm. Adapun Tahapannya adalah segai berikut :
§       Pengadaan Bahan baku Ikan
§       Pembersihan dan Pembelahan Ikan
§       Pemberian Bumbu dasar
§       Penjemuran / Pengeringan
§       Pemberian Bumbu kedua
§       Penggorengan
§       Pengemasan
§       Pemasaran

ANALISA USAHA



A.      Bahan baku Ikan Mujaer untuk 100 kg                             =  Rp.  2.200.000,-
B.      Pengemasan/Packaging                                                 =  Rp      250.000,-
C.     Upah Kerja 3 hari x10 xRp. 25.000,-                                =  Rp.     750.000,-
                Rp3.200.000,-


D.     Penjualan :350 x Rp.15.000,-                                          =  Rp.  5.250.000,-


            D     –      ( A + B + C )

Rp. 5.250.000  - (Rp. 2.200.000 + Rp. 250.000 + Rp. 750.000)= Rp. 2.050.000,-

Jadi Laba bersih dalam satu kali produksi per 100 kg bahan ikan mentah
adalah  Rp. 2.050.000,-

Kamis, 19 Mei 2011

Tidak berlebihan rasanya jika disebutkan bahwa Usia sampah hampir sama dengan Usia Umat manusia di muka bumi ini. Artinya, ketika manusia itu lahir, maka ia sudah berpotensi untuk memproduksi sampah. Jadi usia sampah relative sebanding dengan usia manusia. Namun begitu, masalah sampah ini timbul , ketika bertambahnya manusia yang lahir tanpa di barengi dan dibekali dengan kesadaran akan bahaya sampah yang akan sangat mengancam kehidupan banyak umat.
Kini permasalahan yang tercipta akibat sampah ini telah sedemikian rumit dan runyam. Kami yakin , bukannya tidak ada seorangpun yang perduli dengan masalah ini, hanya barangkali Teknologi Inovasi yang tercipta untuk mengatasi masalah sampah ini , belum sebanding dengan daya produksi sampah yang sangat tinggi, yang tercipta setiap detik dan waktu.Berulang dan terjadi seperti itu.
Bagi para Inovator, pemerhati dan siapapun yang peduli…, sekarang belum terlambat untuk berbuat sesuatu untuk ikut mencurahkan waktu, tenaga dan pemikirannya  guna menangani permasalahan sampah yang ada sekarang ini.
Alhamdulillah, kami sekumpulan muda ini mampu mengembangkan Inovasi Teknologi Tepat Guna TUNGKU PEMBAKAR SAMPAH, dengan menyimpan sebuah harapan semoga karya kami ini akan mampu jadi salah satu Solusi Untuk Penanganan Sampah dengan cepat,tuntas dan efektif.
Dalam perjalananya Alhamdulillah, Tungku Pembakar Sampah kami ini telah mampu menjadi Produk Teknologi Tepat Guna (TTG) unggulan Provinsi Jawa Barat dan berhasil diikutsertakan dalam GELAR TTG NASIONAL XI di RIAU yang dilaksanakan Tanggal 19 hingga 23 Juni 2009.
Tentunya hal tersebut telah menjadi sebuah kebangaan bagi kami, namun bukan itu tujuan akhir kami. Melainkan, kiranya apa  yang bisa kami persembahkan dari sebuah pengembangan buah karya dan pikiran kami benar-benar mampu menyumbangkan Solusi bagi penanganan sampah yang ada sekarang ini.




MEMBUAT SOLUSI  ALTERNATIF
PENANGANAN SAMPAH HINGGA  TUNTAS


Selama manusia ada, maka sampah akan tetap ada. Sampah telah menjadi masalah sepanjang umur manusia. Sampah telah banyak mendatangkan malapetaka dan bencana. Namun ironisnya, sampah belum mampu ditangani dengan tepat. Padahal sampah benar-benar  telah menjadi masalah yang amat serius dan jika tidak di kelola lebih tepat dan lebih cepat, maka akan menjadi masalah yang lebih besar lagi.
Kita tidak menutup mata, memang masih ada sampah yang bisa di olah kembali menjadi sesuatu yang berharga dan bermanfaat. Namun percayalah kadar prosentase-nya masih terlalu kecil dibanding  segunung permasalahan sampah yang ada hingga hari ini.
Dalam pandangan kami, penanganan sampah yang ada saat ini belum sampai di titik akhir. Dimana sampah rumah dan industri hanya berpindah tempat dari halaman rumah dan pasar ke Tempat Pembuangan Akhir ( TPA). Belum ada penanganan yang khusus, sehingga permasalahan sampah ini bisa teratasi secara tuntas.
Mari  kita cermati, jika dalam satu hari sampah masuk ke TPA sebanyak 10 hingga 50 truk sampah dari berbagai tempat, berapa truk sampah dalam  seminggu, lalu berapa dalam sebulan?  Berapa meter kubik sampah yang terkumpul dalam setahun ? Berapa areal lahan TPA yang harus diperlukan. Apalagi jika sampah tersebut dibiarkan menggunung tidak ditindak lanjuti lebih jauh lagi. Maka  sudah bisa dipastikan dalam jangka 10 - 20 tahun ke depan akan doibutuhkan areal Tempat Pembuangan Akhir (sampah) yang tak terhitung luasnya.


KONSEP AWAL

Pada dasarnya  system pembakaran Tungku seperti ini telah dipraktekan di masyarakat umum di sekitar kita. Antara lain adalah dalam proses pembakaran Batu bata merah, Genting, Gerabah, dan Tungku di pabrik pabrik  kerupuk. Konsepnya adalah bagaimana dalam proses pembakaran di atas, bahan bakar sebagai sumpu api bisa habis dan hanya menyisakan abu tanpa tersisa. Yang lebih menakjubkan adalah bagaimana kejadian terbakarnya sebuah bangunan pabrik yang atapnya menggunakan rangka baja, seolah tak ada artinya melawan amukan si jago merah.
Api bergerak mengikuti arus angin, sementara angin itu sendiri bisa bergerak jika ada ruang. Demikian Tungku Pembakaran  Sampah yang kami rancang  terinspirasi dari kejadian yang memang ada dekat di sekitar kita.
Barangkali langkah-langkahnya  adalah sebagai berikut :
Pertama : Ada ruang diantara sampah-sampah yang akan dibakar sehingga tidak terjadi penumpukan sampah yang berakhir dengan pemadatan.
Kedua : Posisi sampah berada di atas api, sehingga api akan cepat menjalar  mulai dari bagian bawah mengikuti celah pada sampah yang tertahan dengan penyangga jarring besi/kawat. 
Silakan bandingkan kedua metode dasar diatas dengan proses pembakaran kompensional yang biasa dilakukan oleh masyarakat selama ini. Dimana sampah ditumpuk disuatu tempat atau di bak sampah yang tersedia kemudian dibakar. Maka yang terjadi adalah sampah  akan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk habis terbakar, biasanya polusi udara sangat mengganggu, belum lagi  bila tiba musim penghujan maka sampah tersebut dipastikan akan tersimpan cukup lama di tempat tersebut, yang pada akhirnya sampah akan menimbulkan bau tak sedap.
Dengan system yang kami buat ini ,sampah non-organik yang tak bisa dicerna oleh alam akan diubah menjadi abu dalam waktu yang sangat singkat, baik itu dalam kondisi basah atau  kering. Dan abu sisa pembakaran tersebut masih dapat dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu medium untuk pembuatan Sampah Organik.


MEMBUKA 1000 LAPANGAN KERJA
DENGAN MEMANFAATKAN TEKNOLOGI  TEPAT  GUNA
TUNGKU  PEMBAKARAN  SAMPAH

Ibarat benang kusut yang sulit di urai ,permasalahan sampah yanga ada selama ini hanya terjadinya perpindahan sementara mulai dari rumah/pasar ke bak sampah penampungan kemudian di angkut ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS) hingga akhirnya terparkir  di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Di beberapa bagian dan tempat telah terjadi pengolahan yang dilakukan oleh masyarakat setempat , pengusaha atau lembaga tertentu. Namun presentasenya masih amat terlalu sedikit. Buktinya bisa kita lihat di TPA manapun sampah masih tetap menggunung.Imbasnya adalah tentu dalam jangka waktu tertentu dibutuhkan  areal lahan yang tidak sedikit untuk membangun TPA-TPA berikutnya disamping akan datang ancaman  serius berupa Longsor, wabah penyakit dan lain sebagainya.

Tungku Pembakar Sampah yang kami kembangkan ini, rasanya patut diuji sebagai solusi alternatif guna menangani permasalahan sampah  yang ada selama ini,dan rasanya akan mampu menjadi solusi alternatif untuk mangatasi permasalahan sampah selama ini , karena memiliki beberapa keunggulan , seperti :
a.        Sampah yang ada bisa habis hari itu juga.
b.       Proses Pembakaran cepat dan akurat dengan tingkat polusi udara yang rendah.
c.        Menghindari penumpukan sampah di ruang  lingungan umum
d.       Sisa pembakaran dapat dimanfaatkan untuk pupuk organik
e.       Memperpendek jalur angkut sampah :
-          Memotong alur distribusi sampah dari rumah/perumahan ke TPS
-          Memangkas Kebutuhan Armada angkut sampah dari pasar ke TPA
-          Memangkas Kebutuhan Bahan Bakar untuk angkutan Armada Sampah
-          Dengan sendirinya  Areal TPA bisa dikurangi dalam setiap wilayah (malah kalau memungkunkan bisa dihilangkan).
f.         Tidak menggunakan alat / bahan bakar khusus hingga sangat mudah diterapkan di masyarakat.
g.        Membuka lapangan pekerjaan baru yang permanen. dll.




Dalam pelaksanaannya tentu semua  ini perlu didukung sebuah system mekanisme yang terpadu , seperti ;
1.       Tersedianya Tong Sampah disetiap halaman rumah warga.
2.       Tersedianya Unit Tungku Pembakar Sampah
3.       Gerobak Pengangkut Sampah
4.       Perkakas Pendukung seperti; Cangkul, Gancu, Garpu kecil dll.
5.       Pekerja Opreasional di lapangan .
6.       Adanya system Pungut Patung  warga sebagai konvensasi biaya Oprasional.

Yang tak kalah penting adalah adanya kesadaran Warga untuk dapat membiasakan diri memilah sampah organik dan non-organik sejak dari rumah juga perilaku tidak membuang sampah dengan sembarangan seperti di selokan, pinggir jalan dan tempat-tempat yang sekiranya dapat menciptakan ancaman wabah penyakit dan bencana lainnya.
Jadi jelas, dengan di jalankannya system penanganan sampah diatas maka akan tercipta alternative lapangan pekerjaan bagi pelaku oprasional lapangan serta terciptanya lingkungan yang bersih terbebas dari ancaman bahaya sampah.
PROFIL TUNGKU

Ada beberapa jenis Tungku  berdasarkan  kapasitas daya tampung sampah dan rencana wilayah penempatannya.


1.       TUNGKU  UNTUK  LOKASI  PERUMAHAN
Sesuai dengan kapasitas dan kadara volumenya, Tungku Pembakar Sampah ini lebih cocok ditempatkan di Perumahan, Perkantoran, Komplek Pesantren / Sekolah, Kelurahan, Instansi, Dll.

Karakter dari Tungku jenis ini adalah, memiliki  ukuran : Lebar =100 cm ,  Panjang =100 cm , dan Tinggi = 225 cm. Tungku sebesar ini terbuat dengan bahan beton , dan bisa menampung sampah sekitar 1 m3  per sekali bakar dengan durasi waktu sekitar 10 sampai 20 menit, dan mampu membakar segala jenis sampah basah maupun kering, kecuali sampah dari bahan Logam dan Gelas.

Kedepan jika Konsep penanganan Sampah seperti ( proses Tungku) ini, maka tidak dibutuhkan Lokasi TPS maupun TPA, karena jalur pengiriman sampah telah terputus dari sumber produksinya yaitu rumah, kantor,pusat Industri. Dan lain sebagainya. Disamping itu bakal tercipta lapangan kerja baru atau pengalihan fungsi tugas Instansi kebersihan secara lebihluas dan  merata.

               


1.       TUNGKU  UNTUK  LOKASI  PASAR
Untuk bisa menampung sampah pasar, yang tentu jumlah sampahnya lebih banyak maka diperlukan Tungku Pembakar Sampah  khusus yang memiliki karakter dan daya tampung yang lebih besar dengan ukuran sekitar  Panjang = 220 cm . Lebar = 220 cm  dan Tinggi = 600 cm.

Jenis Tungku untuk ditempatkan di pasar ini harus dibuat dari batu-bata merah  dengan system 2 lapis,dengan tiang ke empat sudut dan penyangga beton. Sehingga kondisi Tungku akan tetap mampu menahan panas api pembakaran yang lebih besar.

Tungku sebesar  ini memiliki daya tampung sampah sekitar 4 m3. Diperkirakan waktu yang diperlukan untuk satu kali proses pembakaran sekitar 15 – 25 menit.
Apabila sebuah pasar menghasilkan sampah sebanyak  12 – 20 m3  / harinya, maka jelas akan mampu dibakar dan habis dalam hari itu juga.

Untuk Tungku yang berlokasi dipasar ini, lebih baiknya dibangun sebuah system yang terpadu. Artinya ada lokasi khusus  yang harus disiapkan (sekurangnya 10 meter  x 5 meter ) untuk area pengolahan sampah yang meliputi ;
a.        Area pemilahan sampah Organik dan Non Organik
b.       Area pengolahan sampah Organik , mulai dari pencacahan hingga proses pengomposan hingga tercipta sampah Organik yang siap pakai.
c.        Area Kandang ternak ; Sapi / Domba ( Untuk memudahkan kebutuhan kotoran ternak sebagai bahan pencampur Pupuk)
d.       Area bak penampungan air
e.       Area jaga dan Dapur Umum
f.         Dll.

Dengan skema  seperti ini maka ada beberapa keuntungan , seperti ; Ada Lapangan Kerja Baru ( minimal 6-10 Orang/ Lokasi ) atau terjadi pengalih pungsian pekerja kebersihan pasar khususnya, Tidak terjadi proses pendistribusian sampah dari Pasar ke TPA, Mampu mendapat keuntungan lebih dari hasil pengolahan Pupuk Organik.


RELOKASI
TUNGKU PEMBAKARAN SAMPAH PASAR

Untuk mengatasi sampah pasar, sebaiknya dibuat lokasi khusus guna  penempatan Tungku Pembakaran Sampah ini . Dan sebaiknya berada tak jauh di dekat pasar. Itupun dengan satu catatan bahwa pasar tersebut tidak berada di lokasi padat penduduk.
Dengan jangkauan yang dekat maka system pengangkutan sampah dari pasar, cukup hanya menggunakan kereta dorong/gerobak sampah.
Lahan yang dibutuhkan sekitar 80 – 100 m2. Semuanya ini akan ditempati  oleh  :
1.       Kamar jaga malam
2.       Tungku Pembakaran dengan kapasitas 4 m3 (sekitar 220 cm x 220 cm x 400 cm).
3.       Ruang/pelataran untuk pemilahan sampah.
4.       Bak air.
5.       Mesin penghancur sampah.
6.       Ideal-nya  tersedia beberapa ekor hewan ternak seperti  sapi atau domba  di dekat  lokasi, untuk memudahkan akses proses pembuatan pupuk Organik (Kotoran ternak sebagai pencampur abu sisa pembakaran dan sampah organik).


PROSES  ALUR  KERJA
Secara singkat akan kami jelaskan bagaimana porses alur penanganan sampah dengan Tungku Pembakar  Sampah yang kami buat, mulai dari pemungutan sampah hingga proses akhir  menjadi pupuk organik :

a.        a. Pengambilan sampah dari pasar, rumah dan industri.
    Pekerjaan ini bisa dilakukan oleh petugas pengangkut sampah yang biasa beroperasi dipasar atau komplek perumahan.
b.       b. Pemilahan sampah organik dan non-organik.
    Di proses pemilahan ini akan memakan waktu cukup lama, sehingga dimungkinkan diperlukan tenaga kerja lebih banyak.
c.       c.  Sampah Non- organik dibakar di tungku pembakaran.
    Kecuali Logam dan Gelas, maka segala jenis sampah non-organik lain bisa habis terbakar.
d.       d. Sampah Organik dicacah /dihancurkan  terlebih dahulu kemudian dicampurkan dengan abu  sisa pembakaran sampah         Non-Organik kemudian ditambah dengan kotoran ternak (Sapi,Domba,Ayam,dll)
e.       e. Setelah menjadi pupuk Organik maka akan kembali ke masyarakat untuk dimanfaatkan sebagai penunjang peningkatan  penghasilan produksi pertanian.

  
MENCIPTAKAN LAPANGAN KERJA

Dengan system relokasi tersebut secara tidak langsung kita telah menciptakan sebuah lapangan pekerjaan  baik itu untuk relokasi penanganan sampah dengan tungku kecil di pemukiman, juga untuk relokasi penanganan sampah pasar dengan tungku yang besar.

1.    Tungku Pasar

Untuk Tungku yang menangani sampah pasar, sekurangnya dibutuhkan  tenaga kerja 5-7 orang pekerja tetap harian. Mereka bertugas menagngkut sampah dengan gerobak dari dalam pasar ke lokasi Tungku Pembakar Sampah yang telah disediakan. Sebagian memilah antara sampah organik dan non-organik. Ada  yang bertugas sebagai pembakar, pengolah limbah organik, produksi pupuk dan sebagainya.

Adapun semua pekerja tersebut akan mendapatkan upah dari pengalihpungsian dana pemerintah setempat di bagian pengelolaan sampah seperti biaya angkut sampah dari pasar ke lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang meliputi ; dana pengadaan armada sampah, dana perawatan kendaraan, dana operasional harian, bahan bakar,dan sebagainya. Atau kita akan mendapatkan penghasilan rutin dari hasil penjualan Sampah Organik buatan sendiri.

2.    Tungku Perumahan

Sementara untuk Tungku kecil di pemukiman /perumahan, sekurangnya akan membutuhkan 1-2 orang tenaga kerja harian untuk setiap tungku yang di operasikan. Diperkirakan untuk setiap Tungku akan mampu menangani sampah dalam lingkup 2 -3 wilayah RT .
Di beberapa tempat setingkat kelurahan atau bahkan perumahan-perumahan biasanya telah menerapkan sistem iuran untuk kebersihan. Barangkali besarnya sangat relative mulai dari  Rp.1000,. hingga Rp. 10.000,- / per satu rumah dalam satu bulannya. Maka dengan anggaran sebesar itu kami yakin system penanganan sampah dengan mengoperasikan Tungku Pembakar Sampah kami ini , maka akan bisa lebih efektif dan  permasalahan sampah akan cepat teratasi di wilayahnya masing-masing. Sehigga tidak ada kasus penumpukan sampah yang menimbulkan bau dan wabah penyakit , akibat dari terlambatnya pengangkutan sampah ke TPS / TPA oleh dinas terkait.