Kamis, 19 Mei 2011




MEMBUAT SOLUSI  ALTERNATIF
PENANGANAN SAMPAH HINGGA  TUNTAS


Selama manusia ada, maka sampah akan tetap ada. Sampah telah menjadi masalah sepanjang umur manusia. Sampah telah banyak mendatangkan malapetaka dan bencana. Namun ironisnya, sampah belum mampu ditangani dengan tepat. Padahal sampah benar-benar  telah menjadi masalah yang amat serius dan jika tidak di kelola lebih tepat dan lebih cepat, maka akan menjadi masalah yang lebih besar lagi.
Kita tidak menutup mata, memang masih ada sampah yang bisa di olah kembali menjadi sesuatu yang berharga dan bermanfaat. Namun percayalah kadar prosentase-nya masih terlalu kecil dibanding  segunung permasalahan sampah yang ada hingga hari ini.
Dalam pandangan kami, penanganan sampah yang ada saat ini belum sampai di titik akhir. Dimana sampah rumah dan industri hanya berpindah tempat dari halaman rumah dan pasar ke Tempat Pembuangan Akhir ( TPA). Belum ada penanganan yang khusus, sehingga permasalahan sampah ini bisa teratasi secara tuntas.
Mari  kita cermati, jika dalam satu hari sampah masuk ke TPA sebanyak 10 hingga 50 truk sampah dari berbagai tempat, berapa truk sampah dalam  seminggu, lalu berapa dalam sebulan?  Berapa meter kubik sampah yang terkumpul dalam setahun ? Berapa areal lahan TPA yang harus diperlukan. Apalagi jika sampah tersebut dibiarkan menggunung tidak ditindak lanjuti lebih jauh lagi. Maka  sudah bisa dipastikan dalam jangka 10 - 20 tahun ke depan akan doibutuhkan areal Tempat Pembuangan Akhir (sampah) yang tak terhitung luasnya.


KONSEP AWAL

Pada dasarnya  system pembakaran Tungku seperti ini telah dipraktekan di masyarakat umum di sekitar kita. Antara lain adalah dalam proses pembakaran Batu bata merah, Genting, Gerabah, dan Tungku di pabrik pabrik  kerupuk. Konsepnya adalah bagaimana dalam proses pembakaran di atas, bahan bakar sebagai sumpu api bisa habis dan hanya menyisakan abu tanpa tersisa. Yang lebih menakjubkan adalah bagaimana kejadian terbakarnya sebuah bangunan pabrik yang atapnya menggunakan rangka baja, seolah tak ada artinya melawan amukan si jago merah.
Api bergerak mengikuti arus angin, sementara angin itu sendiri bisa bergerak jika ada ruang. Demikian Tungku Pembakaran  Sampah yang kami rancang  terinspirasi dari kejadian yang memang ada dekat di sekitar kita.
Barangkali langkah-langkahnya  adalah sebagai berikut :
Pertama : Ada ruang diantara sampah-sampah yang akan dibakar sehingga tidak terjadi penumpukan sampah yang berakhir dengan pemadatan.
Kedua : Posisi sampah berada di atas api, sehingga api akan cepat menjalar  mulai dari bagian bawah mengikuti celah pada sampah yang tertahan dengan penyangga jarring besi/kawat. 
Silakan bandingkan kedua metode dasar diatas dengan proses pembakaran kompensional yang biasa dilakukan oleh masyarakat selama ini. Dimana sampah ditumpuk disuatu tempat atau di bak sampah yang tersedia kemudian dibakar. Maka yang terjadi adalah sampah  akan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk habis terbakar, biasanya polusi udara sangat mengganggu, belum lagi  bila tiba musim penghujan maka sampah tersebut dipastikan akan tersimpan cukup lama di tempat tersebut, yang pada akhirnya sampah akan menimbulkan bau tak sedap.
Dengan system yang kami buat ini ,sampah non-organik yang tak bisa dicerna oleh alam akan diubah menjadi abu dalam waktu yang sangat singkat, baik itu dalam kondisi basah atau  kering. Dan abu sisa pembakaran tersebut masih dapat dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu medium untuk pembuatan Sampah Organik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar